Profil Desa Jogomulyo

Ketahui informasi secara rinci Desa Jogomulyo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Jogomulyo

Tentang Kami

Profil Desa Jogomulyo, Kecamatan Buayan, Kebumen. Mengupas tuntas geografi, demografi, potensi ekonomi lokal, serta dampak signifikan Proyek Strategis Nasional Tol Jogja-Cilacap terhadap masa depan desa agraris ini.

  • Lokasi Strategis

    Desa Jogomulyo terletak di Kecamatan Buayan, sebuah wilayah dengan topografi agraris yang khas di Kabupaten Kebumen, dan memiliki posisi penting dalam konektivitas regional.

  • Dampak Proyek Tol

    Desa ini menjadi salah satu titik vital yang terdampak langsung oleh Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Jogja-Cilacap, yang akan mengubah lanskap ekonomi dan sosialnya secara fundamental.

  • Inisiatif Ekonomi Lokal

    Masyarakat dan pemerintah desa menunjukkan inisiatif ekonomi yang proaktif melalui pembentukan koperasi sebagai upaya memperkuat struktur ekonomi agraris dalam menghadapi perubahan zaman.

Pasang Disini

Desa Jogomulyo, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, kini berada di persimpangan jalan antara mempertahankan warisan agraris dan menyongsong perubahan besar yang dibawa oleh Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Trans Jawa Selatan. Terletak di kawasan perbukitan kapur yang khas, desa ini menghadapi dinamika pembangunan yang akan membentuk ulang lanskap sosial dan ekonominya di masa depan.

Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

Desa Jogomulyo merupakan salah satu dari 20 desa yang berada di wilayah administratif Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Buayan sendiri memiliki total luas wilayah mencapai 68,42 km², terdiri dari kawasan dataran rendah dan perbukitan yang menjadi ciri khas topografi Kebumen bagian selatan. Desa Jogomulyo secara geografis terletak di antara perbukitan dan lahan pertanian yang subur, menjadikannya wilayah dengan potensi agraris yang kuat.

Berdasarkan data administrasi, Desa Jogomulyo berbatasan langsung dengan beberapa desa lain di dalam dan di luar kecamatannya. Di sebelah utara dan barat, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Nogoraji. Batas-batas wilayah ini tidak hanya menjadi penanda administratif, tetapi juga merefleksikan hubungan sosial dan ekonomi antarwarga desa yang telah terjalin selama puluhan tahun. Letak desa yang strategis di Kecamatan Buayan menempatkannya sebagai salah satu wilayah yang diperhitungkan dalam peta pembangunan regional, terutama dengan adanya proyek infrastruktur skala nasional.

Kantor pusat pemerintahan desa beralamat di Jalan Jogomulyo KM 02, Dukuh Combong RT 03 RW 01, dengan kode pos 54474. Lokasi ini menjadi pusat pelayanan administrasi dan koordinasi kegiatan pembangunan bagi seluruh masyarakat Desa Jogomulyo. Keberadaan kantor desa yang mudah diakses mencerminkan upaya pemerintah desa untuk memberikan pelayanan publik yang efisien dan responsif terhadap kebutuhan warganya.

Pemerintahan dan Kondisi Demografis

Struktur pemerintahan Desa Jogomulyo dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program pembangunan, pelayanan masyarakat dan pemberdayaan ekonomi lokal. Pemerintahan desa ini aktif dalam mengelola potensi dan tantangan, yang salah satunya tecermin dari inisiatif musyawarah desa untuk membahas isu-isu strategis.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen untuk Kecamatan Buayan tahun 2023, jumlah penduduk di kecamatan ini mencapai 67.616 jiwa, yang terdiri dari 34.594 laki-laki dan 33.022 perempuan. Dari total populasi tersebut, Desa Jogomulyo menyumbang sebagian di antaranya dengan karakteristik demografis yang didominasi oleh masyarakat usia produktif yang mayoritas bekerja di sektor pertanian. Kepadatan penduduk di tingkat kecamatan menjadi acuan untuk memahami distribusi populasi di desa-desa penyusunnya, termasuk Jogomulyo.

Data demografi berdasarkan tingkat pendidikan di wilayah ini menunjukkan mayoritas penduduk telah menamatkan pendidikan dasar hingga menengah. Hal ini menjadi modal penting dalam pengembangan sumber daya manusia untuk menghadapi tantangan zaman. Pemerintah desa, melalui berbagai program, terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan sebagai kunci untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

Komunitas masyarakat di Desa Jogomulyo dikenal memiliki ikatan sosial yang kuat, salah satunya dibuktikan melalui pelestarian tradisi lokal. Salah satu tradisi yang masih rutin dilaksanakan ialah "Merdi Desa", sebuah upacara bersih desa sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi yang melimpah. Kegiatan yang sering kali dimeriahkan dengan pagelaran seni budaya seperti wayang kulit ini menjadi ajang silaturahmi dan penguat kohesi sosial warga. Dalam sebuah kesempatan, seorang tokoh masyarakat menyatakan, “Sebagai generasi penerus, kita wajib menjaga dan melestarikan budaya yang sudah ada,” yang menggarisbawahi komitmen warga dalam merawat warisan leluhur.

Dinamika Ekonomi Lokal

Perekonomian Desa Jogomulyo bertumpu pada sektor agraris, dengan lahan persawahan dan perkebunan sebagai tulang punggung utama. Para petani menanam berbagai komoditas pangan seperti padi, jagung, dan palawija yang hasilnya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga dipasarkan ke wilayah sekitar. Selain pertanian tanaman pangan, sebagian warga juga mengembangkan usaha di bidang peternakan dan perikanan darat skala rumah tangga.

Sebagai bukti adanya inisiatif untuk memperkuat struktur ekonomi lokal, Pemerintah Desa Jogomulyo pada pertengahan tahun 2025 telah menyelenggarakan Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) yang bertujuan untuk membentuk sebuah badan usaha koperasi. Agenda pembentukan "Koperasi Merah Putih" ini menjadi langkah strategis untuk mewadahi dan mengelola potensi ekonomi warga secara kolektif. Kehadiran koperasi diharapkan dapat membantu para petani dan pelaku usaha mikro dalam hal akses permodalan, pemasaran produk, dan pengadaan sarana produksi dengan lebih mudah dan terorganisir.

Langkah ini menunjukkan kesadaran kolektif warga dan pemerintah desa akan pentingnya membangun kemandirian ekonomi. Dengan adanya lembaga ekonomi formal seperti koperasi, diharapkan produk-produk unggulan desa dapat dikelola dengan lebih profesional, memiliki nilai tambah, dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah kabupaten untuk mendorong desa-desa agar lebih inovatif dalam menggerakkan roda perekonomiannya.

Meski demikian, potensi wisata di Desa Jogomulyo belum tergarap secara maksimal. Desa ini berada di kawasan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong yang kaya akan formasi geologi unik, termasuk gua-gua kapur. Walaupun objek wisata populer seperti Goa Siwowo secara administratif berada di kecamatan tetangga, kedekatan geografis ini membuka peluang bagi Jogomulyo untuk mengembangkan potensi sebagai desa penyangga wisata, misalnya dengan menawarkan paket wisata edukasi pertanian, kuliner khas pedesaan, atau akomodasi bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut.

Proyek Strategis Nasional: Tantangan dan Peluang Baru

Perkembangan paling signifikan yang memengaruhi Desa Jogomulyo saat ini ialah masuknya wilayah desa ke dalam trase pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Yogyakarta-Cilacap. Proyek infrastruktur senilai triliunan rupiah ini dirancang untuk meningkatkan konektivitas antarprovinsi dan mendorong pertumbuhan ekonomi di koridor selatan Jawa.

Berdasarkan rilis resmi pemerintah, Desa Jogomulyo merupakan satu dari tiga desa di Kecamatan Buayan—bersama Desa Nogoraji dan Mergosono—yang lahannya akan terdampak langsung oleh pembangunan jalan tol. Total, proyek ini akan melintasi lebih dari 50 desa di 15 kecamatan di seluruh Kabupaten Kebumen. Kehadiran proyek raksasa ini membawa konsekuensi ganda bagi masyarakat Jogomulyo. Di satu sisi, pembebasan lahan memberikan kompensasi finansial yang dapat menjadi modal bagi warga untuk memulai usaha baru atau meningkatkan taraf hidup. Pembangunan tol juga diproyeksikan akan membuka aksesibilitas wilayah, memperlancar distribusi barang dan jasa, serta menciptakan peluang ekonomi turunan selama dan setelah masa konstruksi.

Di sisi lain, proyek ini menghadirkan tantangan yang tidak ringan. Alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi infrastruktur jalan menjadi isu utama yang memerlukan mitigasi serius untuk menjaga ketahanan pangan lokal. Selain itu, perubahan lanskap sosial-ekonomi akibat pembangunan masif berpotensi mengubah corak kehidupan masyarakat dari yang semula agraris menjadi lebih terbuka dan berorientasi pada sektor jasa dan industri. Pemerintah desa dan kabupaten memiliki peran krusial dalam mendampingi warga agar dapat beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang muncul, sekaligus meminimalkan dampak negatif yang mungkin terjadi.

Dengan demikian, Desa Jogomulyo kini berada di sebuah babak baru dalam sejarahnya. Kemampuan masyarakat dan pemerintah desa untuk beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi akan menjadi faktor penentu apakah kehadiran Proyek Strategis Nasional ini akan menjadi berkah yang mengangkat kesejahteraan atau justru tantangan yang menggerus fondasi sosial dan ekonomi yang telah lama terbangun.